Searching...
Rabu, 17 Juni 2015

Hafalan Qur'an dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari by @faris_ats

Tidak salah kalau Allah menempatkan sebaik-baik manusia adalah yang mengajari dan belajar Al-Qur'an. Karena memang dari proses belajar ini ada beberapa hal yang dapat kita realisasikan dalam kehidupan nyata.
Niat, atau di keseharian kita sebut motivasi. Beberapa perusahaan yang cepat berkembang dan dapat bertahan lama jika kita amati mereka memilki kesamaan visi dan motivasi. Seperti WBT kemarin, kita rela berkorban waktu dan dana untuk satu tujuan bersama yaitu, melatih kemampuan kita berbicara. Sudah selayaknya sebagai penghafal kita menjadikan keikhlasan dalam proses menghafal kita. Dan niat atau motivasi ini adalah proses panjang tiada akhir karena letaknya diawal, diakhir dan ketika beramal itu sendiri.
Tekad, atau proses kerja itu sendiri. Ketika kita punya sebuah visi, maka dibutuhkan kerja keras untuk meraihnya. Ada begitu banyak halangan dan rintangan, tapi motivasi akan selalu mengingatkan kita untuk mencapai tujuan tersebut. Kata seorang guru, teruslah bekerja hingga malas itu sudah malas menganggu dirimu, teruslah berjaga hingga letih itu letih menyertaimu. Maka jika kita melihat seseorang tidak pernah bosen, sebenarnya mereka punya rahasia yaitu kata-kata ini. Jadi kebanyakan penghafal mereka punya tekad yang cukup kuat, karena telah membuktikan bahwa Al-Qur'an itu mukjizat.
Istiqomah, atau dalam pekerjaan dikenal dengan ketekunan. Seandainya Thomas edison menyerah dalam eksperimennya maka lampu mungkin bukan ditemukan olehnya. Bahkan, Rasulullah pun sempat gemetar ketika mendapat perintah istiqomah ini, begitu siroh dalam hadits. Istiqomah adalah hal yang tidak bisa dianggap sepele, karena ulama dalam bukunya butuh minimal 40x pengulangan tanpa henti untuk bisa disebut seorang yang istiqomah. Tapi inilah hal yang membedakan seseorang bisa menjadi expert, karena latihan 10000 jam tentu membutuhkan ketekuna. Banyak penghafal yang bermasalah dalam hal ini, mungkin motivasi yang naik turun dan lingkungan yang kurang mendukung menjadi faktor penyebab. Ada diantara kita, yang sangat semangat ketika awal menghafal bahkan sampai melampaui target, namun berapa banyak yang berkomitmen dengan target kita ? Penyakit mentolerir diri ini, bukan hanya menjangkiti penghafal qur'an saja tapi hampir seluruh elemen masyarakat yang lupa oleh visi dan hidupnya tidak termotivasi.
Ahlan wa sahlan Ramadhan 1436 H, semoga kita diberi kemudahan menjadi penghafal quran sekaligus menjadi pengalamalnya..

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!