Searching...
Jumat, 08 Agustus 2014

Menitipkan Impian


Awalnya bagi kami yang selalu tinggal di desa terpencil dan jauh dari pusat kota untuk main aja ke sebuah pusat perbelanjaan atau mungkin jadi hal yang mustahil bagi kami. Namun ketika saya bersekolah di lingkungan homogen yang bernama pesantren, mau tidak mau membuat kami harus membaur, berkenalan dengan teman-teman yang notabennya "ikhwah kota", karena background mereka kebanyakan keluarga muslim yang tinggal di kota, tepatnya jabodetabek. Orang tua kami yang super sibuk untuk urusan dakwah, mengikhlaskan agar temen seperjuangannya dahulu yang memdidik anaknya, tentunya masih dalam pengawasan pribadi dari masing-masing kami.

Berawal dari teman-teman yang begitu akrab dengan pusat perbelanjaan yang simpel disebut "mall", mungkin lingkungan jadi faktor dalam urusan ini, tapi mall bagi keluarga kami sudah tidak asing lagi.. karena memang (sekali lagi) lingkungan yang memaksa kami. walaupun akhirnya kami akrab yang berbanding lurus dengan finansial abi dan umi kami tidak lupa dengan prinsip hidup bernama "kesederhanaan", prinsip yang membedakan antara butuh atau hanya ingin, antara memanfaatkan dan menghambur-hamburkan...

Awalnya sebagai anak muda yang lebih trend dengan begitu, tentunya saya pribadi kalau betapa staycoolnya punya toko di mall. Tapi Allah mengerti bahwa, pasar itu bukan tempat yang cocok bagi masa seumuran kalian. Makanya Allah adil, biar ente siapin dulu diri elu.

Begitu juga dengan impian  rumah sakit, yang alhamdulillah udah diberi jalan tinggal seberapa kuat komitmen kita untuk menjembatani masyarakat yang belum memahami hakikat sehat baik dari semua golongan, khusunya golongan bawah.

Termasuk buat keliling eropa beberapa waktu kemarin, Allah izinkan buat mengunjungi betapa luas kekuasan-Nya, karena emang hanya kesombongan yang akan membatasi diri kita untuk berkembang, maka berhentilah meremehkan orang kawan.. Eropa yang memang berwibawa karena nilai-nilainya, bukan hanya sekedar penguasa penakluk dunia, tapi karena emang punya karya yang bikin mereka menaklukan dunia. Tapi, bukan kah janji-Nya maha benar ? maka jika keyakinan untuk menang pun bukan sekedar usaha tanpa harapan, tapi untuk membuktikan ! Jangan menyerah, tuhan pasti kan menunjukan bagi hambanya yang sabar dan tak putus asa..

Kini, perjalanan mengambil alih mimpi mulai berjalan untuk bertransformasi.. Tahu kan kalau meletakan orang tidak sesuai kapasitas di posisi teratas ? tunggulah kehancuran, waktu untuk memperbaiki selalu ada, tapi untuk jadikan diri bermakna adalah saat kita tahu bahwa berjaga-jaga untuk sebuah kematian yang kitak tahu kapan..

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!